Rabu, 29 April 2015

Tugas Psikoterapi (Terapi Eksistensial-Humanistik)


Terapi Eksistensial-Humanistik

1.      Konsep Terapi
Pendekatan eksistensial-humanistik menekankan pada renungan-renungan filosofis  tentang apa artinya menjadi manusia yang utuh.
2.        Teknik Terapi
Teknik-teknik dalam Eksistensial-Humanistik yaitu kesadaran diri, kebebasan dan tanggung jawab, keterpusatan dan kebutuhan akan orang lain, pencaran makna, kecemasan sebagai syarat hidup dan perjuangan aktualisasi diri.
3.        Unsur Terapi
Munculnya gangguan: Model humanistik kepribadian, psikopatologi, dan psikoterapi awalnya menarik sebagian besar konsep-konsep dari filsafat eksistensial, menekankan kebebasan bawaan manusia untuk memilih, bertanggung jawab atas pilihan mereka, dan hidup sangat banyak pada saat ini. Hidup sehat di sini dan sekarang menghadapkan kita dengan realitas eksistensial menjadi, kebebasan, tanggung jawab, dan pilihan, serta merenungkan eksistensi yang pada gilirannya memaksa kita untuk menghadapi kemungkinan pernah hadir ketiadaan. Pencarian makna dalam kehidupan masing-masing individu adalah tujuan utama dan aspirasi tertinggi. Pendekatan humanistik kontemporer psikoterapi berasal dari tiga sekolah pemikiran yang muncul pada 1950-an, eksistensial, Gestalt, dan klien berpusat terapi.
Tujuan Terapi: Menyajikan kondisi-kondisi untuk memaksimalkan kesadaran diri dan pertumbuhan. Menghapus penghambat-penghambat aktualisasi potensi pribadi. membantu klien menemukan dan menggunakan kebebasan memilih dan memperluas kesadaran diri. Membantu klien agar bebas dan bertanggung jawab atas arah kehidupan sendiri.
Peran Terapis: Menurut Buhler dan Allen, para ahli psikoterapi Humanistik memiliki orientasi bersama yang mencakup hal-hal berikut :
-          Mengakui pentingnya pendekatan dari pribadi ke pribadi
-          Menyadari peran dan tanggung jawab terapis
-          Mengakui sifat timbale balik dari hubungan terapeutik.
-          Berorientasi pada pertumbuhan
-          Menekankan keharusan terapis terlibat dengan klien sebagai suatu pribadi yang menyeluruh.
-          Mengakui bahwa putusan-putusan dan pilihan-pilihan akhir terletak di tangan klien.
-          Memandang terapis sebagai model, bisa secara implicit menunjukkan kepada klien potensi bagi tindakan kreatif dan positif.
-          Mengakui kebebasan klien untuk mengungkapkan pandagan dan untuk mengembangkan tujuan-tujuan dan nilainya sendiri.
-          Bekerja ke arah mengurangi kebergantungan klien serta meningkatkan kebebasan klien

Sumber: Corey, Gerald. (2007). Teori dan praktek konseling dan psikoterapi. Bandung: Refika Aditama.

0 komentar:

Posting Komentar

 
;