Selasa, 31 Maret 2015 0 komentar

Psikoterapi Tugas Minggu 2

1. Perbedaan Psikoterapi dan Konseling
Berbagai ahli berpendapat bahwa psikoterapi dan konseling sebaiknya keduanya diterima sebagai kegiatan yang sinonim, banyak kesamaan dan sama-sama bertujuan mulia, yaitu membantu orang lain. Hahn (1953) dan English and English (1958) mengemukakan adanya batas yang kurang tajam antara konseling dan psikoterapi sehingga sering mengaburkan. Namun bagi sekelompok ahli lain, upaya membedakan keduanya dianggap perlu terus dilakukan agar jelas keprofesiannya dan perlu diketahui oleh masyarakat agar ada kejelasan dan tidak timbul keragu-raguan dimana terdapat organisasi yang bisa tidak sama disiplin keilmuannya, namun melakukan kegiatan yang sama atau hampir sama. Ahli-ahli lain tetap berusaha menunjukan adanya perbedaan antara kegiatan psikoterapi, baik untuk kepentingan profesi maupun ilmiah.
Steffire dan Grant (1972), mengemukakan ada beberapa hal yang bisa dipahami sebagai usaha untuk memahami konseling dan psikoterapi, memahami berbagai hal yang berkaitan dengan kegiatan khusus/keduanya dan untuk membedakannya yaitu :
  1. Mengenai Tujuan.
  2. Mengenai Klien, Konselor dan Penyelenggaranya.
  3. Mengenai Metode.
Perbedaan konseling dan psikoterapi mengenai tujuan
Stefflre & Grant (1972) menyimpulkan bahwa tujuan konseling gaknya lebih terbatas, lebihmelibatkan diri dengan mempengaruhi perkembangan seseorang, dengan situasi sesaat dan dengan usaha membawa seseorang dengan situasi sesaat dan dengan usaha membawa seseorang dengan situasi sesaat dan dengan usaha membawa seseorang agar bisa berfungsi secara tepat sesuai dengan peranannya. Sebaliknya pada psikoterapi tujuannya lebih sentral, tidak hanya memperhatikan saat sekarang melainkan yang akan datang, jadi usaha untuk mengubah struktur kepribadian yan mendasar.
Menurut Wolberg, konseling berhubungan dengan tujuan untuk memberikan support dan mendidik-kembali (supportive dan reeduction), sedangkan pada psikoterapi berhubungan tujuan merekontruksi kepribadian seseorang (reconstructive).
 Sedangkan menurut Blocher (1966) membedakan konseling dengan psikoterapi dengan melihat pada tujuannya, secara singkat sebagai berikut :
  1. Pada konseling : developmental – educative – preventive.
  2. Pada psikoterapi : remendiative – adjustive – therapeutic.

2. BENTUK-BENTUK UTAMA DALAM TERAPI
  • Terapi Supportive : 
Suatu bentuk terapi alternatif yang mempunyai tujuan untuk menolong pasien beradaptasi dengan baik terhadap suatu masalah yang dihadapi dan untuk mendapatkan suatu kenyamanan hidup terhadap gangguan psikisnya.
Cara-cara psikoterapi suportif antara lain sebagai berikut:
  • Ventilasi atau kataris
  • Persuasi atau bujukan (persuasion)
  • Sugesti
  • Penjaminan kembali ( reassurance)
  • Bimbingan dan penyuluhan
  • Terapi kerja
  • Hipno-terapi dan narkoterapi
  • Psikoterapi kelompok
  • Terapi perilaku
  • Terapi Reeducative : 
Untuk mencapai pengertian tentang konflik-konflik yang letaknya lebih banyak di alam sadar, dengan usaha berencana untuk menyesuaikan diri.
  • Terapi Reconstuctive : 
Untuk mencapai pengertian tentang konflik-konflik yang letaknaya dialam tak sadar, dengan usaha untuk mendapatkan perubahan yang luas daripada struktur kepribadian dan pengluasan pertumbuhan kepribadian dengan pengembangan potensi penyesuaian diri yang baru.
Sumber :
Gunarsa, Singgih. 1996. Konseling dan Psikoterapi. BPK Gunung Mulia ; Jakarta
Jumat, 20 Maret 2015 0 komentar

Psikoterapi Tugas Minggu 1

1.       Pengertian psikoterapi
Menurut Wolberg (1945) psikoterapi sebagai suatu bentuk perawatan (atau perlakuan, treatment) terhadap masalah yang timbul yang asalnya dari faktor emosi pada mana seorang yang terlatih, dengan terencana mengadakan hubungan profesional dengan pasien dengan tujuan memindahkan, mengubah sesuatu simtom dan mencegah agar simtom tidak muncul pada seseorang yang terganggu pola perilakunya, untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan pribadi secara lebih positif.
Menurut Ivey & Simek-Downing (1980) mengemukakan bahwa psikoterapi adalah proses jangka panjang, berhubungan dengan upaya merekonstruksi seseorang dan perubahan yang lebih besar pada struktur kepribadian. Sedangkan konseling dikemukakan oleh mereka sebagai proses yang lebih intensif berhubungan dengan upaya membantu orang normal mencapai tujuannya dan agar berfungsi lebih efektif.
Jadi berdasarkan pengertian diatas psikoterapi adalah proses perlakuan perawatan yang digunakan untuk melatih emosi seseorang dan dilakukan oleh seseorang yang profesional, bertujuan untuk memindahkan suatu simtom ke simtom lainnya agar tidak munculnya suatu perilaku yang tidak diinginkan, proses ini dilakukan untuk membantu orang normal mencapai tujuannya agar berfungsi lebih efektif

2.       Tujuan psikoterapi beserta unsur unsurnya
Tujuan psikoterapi dengan pendekatan psikodinamik menurut Ivey, et al (1987) adalah; Membuat sesuatu yang tidak sadar menjadi sesuatu yang disadari. Rekonstruksi kepribadianna dilakukan terhadap kejadian-kejadian yang sudah lewat dan menyusun sintesis yang baru dari konflik-konflik yang lama.
Tujuan psikoterapi dengan pendekatan psikoanalisis menurut Corey (1991) dirumuskan sebagai; membuat sesuatu yang tidak sadar menjadi sesuatu yang disadari. Membantu klien dalam menghidupkan kembali pengalaman-pengalaman yang sudah lewat dan bekerja melalui konflik-konflik yang ditekan melalui pemahaman intelektual.
Unsur – unsur psikoterapi:
1.       Hubungan perorangan yang berlangsung lama
2.       Melibatkan seorang yang terlatih
3.       Adanya ketidakpuasan pada diri klien tentang sesuatu yang emosional atau penyesuaian diri
4.       Pemakaian metode psikologi
5.       Aktivitas yang mendasarkan pada teori tentang kelainan mental
6.       Melalui hubungan yang dilakukan, bertujuan memperbaiki ketidak puasannya terhadap diri sendiri

Sumber: Gunarsa D, Singgih. 1996. Konseling dan Psikoterapi. Gunung Mulia; Jakarta.

 
;