1. Sebutkan cinta menurut Dr. Sarlito W Sarwono, berikan contoh masing-masing min. 2 contoh!
Menurut Dr. Sarlito W. Sarwono cinta memiliki tiga unsur, yaitu:
1. Keterikatan (Cinta Setia)
2. Keintiman (Cinta Saudara)
3. Kemesraan (Cinta Rayuan)
Contoh:
1. Keterikatan (Cinta Setia): Seperti cinta seorang sahabat, karena sebuah persahabatan itu tidak mengenal kata permusuhan. Sahabat sejati itu selalu ada saat temannya membutuhkan, satu untuk semua dan semua untuk satu.
Seperti cinta seorang tuan kepada peliharaannya, karena peliharaan walaupun itu binatang yang tidak mempunyai akal mereka tetap mempunyai perasaan oleh sebab itu seekor hewan pun bisa merasakan siapa siapa saja yang sayang padanya pasti akan dihormatinya begitu pun sebaliknya.
2. Keintiman (Cinta Saudara): Seperti cinta seorang ibu kepada anaknya, karena sesungguhnya cinta seorang ibu adalah abadi karena mereka lah yang telah melahirkan, merawat, menjaga, dan membesarkan kita.
Seperti cinta seorang kakak kepada adiknya, karena dalam hati kecilnya tidak ada kakak yang benci kepada adiknya, walaupun kakak itu sering marah-marah kepada si adik tetapi itu sebenarnya hanya semata-mata supaya adiknya belajar menjadi manusia yang benar
3. Kemesraan (Cinta Rayuan): Seperti cinta sepasang remaja, cinta sepasang remaja hanyalah cinta yang dikeluarkan dari sebuah bibir, jarang ada remaja yang mencintai pasangannya benar-benar serius untuk masa depan.
Seperti cinta sepasang suami istri, cinta suami kepada istri ataupun cinta istri kepada suami tetap saja tidak sebesar cinta seorang ibu kepaada anaknya
2. a. Sebutkan nilai estetik keindahan, 2 contoh!
b. Jelaskan keserasian dalam keindahan, dan contohnya!
A. Nilai ekstrinsik: Sifat baik suatu benda sebagai alat untuk sesuatu hal lainnya
Contoh:
Nilai intrinsik: Sifat baik dari benda yang bersangkutan atau sebagai suatu tujuan ataupun demi kepentingan benda itu sendiri
Contoh:
B. Keserasian adalah cocok, kena benar, dan sesuai benar. Kata cocok, kena dan sesuai itu mengandung unsur perpaduan, pertentangan, ukuran, dan seimbang
Contoh:
3. Berikan contoh dalam kehidupan sehari-hari anda tentang penderitaan, sebabnya dan pengaruh penderitaan tersebut!
Penderitaan adalah menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan berasal dari kata derita, dan kata derita berasal dari bahasa sansekerta dhra. Penderitaan itu dapat lahir atau batin atau lahir batin.
Contoh: Penderitaan yang di rasakan oleh mahasiswa yang di akibatkan karena lalai atau terlalu lama menunda pekerjaan atau tugas yang telah diberikan oleh dosen
Sebabnya: Karena mahasiswa terlalu menyepelekan semua tugas dari dosen yang berakibat pada menumpuknya tugas, atau mengerjakan semua tugas secara kebut beberapa mata kuliah dalam sehari, atau bahkan tidak dapat menyelesaikan tugas tepat waktu.
Pengaruhnya: Dapat berpengaruh langsung kedalam nilai-nilai mahasiswa itu sendiri bahkan dapat berpengaruh tidak langsung kedalam psikologis mahasiswa karena sekali menunda pekerjaan pasti mereka akan menunda pekerjaan lainnya, karena sifat malas itu menular dan dapat merusak sifat rajin dalam sekejap.
1. Selidiki kebiasaan yg berlaku dilingkungan anda
berikan pendapat tentang nilai-nilai yg berlaku pada lingkungan tersebut!
Tawuran yang telah menjadi ekstrakulikuler bagi
para pelajar
Sungguh menyedihkan memang jika melihat pelajar zaman
sekarang, selain mencontek, bolos, sekarang pun tawuran telah menjadi sebuah
ekstrakulikuler tambahan disekolah mereka. Mengapa saya katakan seperti itu? Karena
hampir setiap harinya diseluruh jabodetabek pasti ada 2 sekolah atau lebih yang
terlibat bentrokkan.
Kebiasaan tawuran ini sungguh sangat bertentangan
dengan fungsi pendidikan bagi pelajar, tawuran ini adalah sebuah pukulan bagi
kementrian pendidikan dan kebudayaan indonesia karena tawuran adalah salah satu
jenis penyimpangan sosial yang telah sampai merenggut Hak Asasi Manusia.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi tawuran, dari
hanya sekedar adu kekuatan, balas dendam, tersulut emosi karena saling ejek,
atau bahkan telah menjadi tradisi seperti yang baru saja memakan 1 korban yaitu
SMA 70 vs SMA 6 yang telah menjadi rahasia umum bagi warga bulungan, bahkan
tawuran ini telah terjadi dari tahun 80-an dan sering disebut “El Clasico”.
Bila kebiasaan ini terus menerus dibiarkan tanpa
adanya sanksi dan pencegahan yang tegas mau jadi apa semua pelajar yang
notabane-nya adalah seorang yang kelak akan memegang tongkat estafet masa depan
bangsa ini dari para pendahulunya, dan secara tidak langsung tawuran pun
semakin lama semakin menggerogoti masa depan indonesia.
Demikian lah sebuah kebiasaan menyimpang yang terjadi di lingkungan
saya mengenai tawuran pelajar.
2. Jelaskan faktor faktor yg mempengaruhi
terjadinya perubahan kebudayaan dan berikan contoh!
Manusia membutuhkan sesuatu yang lebih efisien,
inovatif, dan efektif
Kebudayaan
sangat erat hubungannya dengan
masyarakat, di zaman yang serba modern ini masyarakat pun telah menjadi majemuk
dan seluruh kebudayaan dari daerah masing-masing dapat ter-akulturasi karena
terjadinya perpindahan masyarakat dari suatu daerah ke daerah lain, dan bahkan
ter-akulturasi karena adanya pernikahan dari dua daerah yang berbeda.
Di zaman yang
serba berbau teknologi inilah yang menjadi suatu faktor perubahan kebudayaan di
dalam masyarakat, manusia menginginkan sesuatu yang lebih inovatif, efisien dan
efektif guna mengurangi beban biaya dan tenaga.
Dengan kata
lain manusia harus mengubah kebiasaan lamanya menjadi kebiasaan baru yang
mereka belum kenal sebelumnya tetapi sangat terasa manfaatnya, contoh yang
sangat terasa pasti terjadi disebuah desa yang sedang mengalami masa kemajuan,
seperti pada zaman dahulu para petani menggunakan cangkul mereka sendiri atau
menggunakan jasa kerbau untuk membajak sawahnya, tetapi dengan sekarang
munculnya traktor kita menjadi sulit untuk menemukan petani yang menggunakan
alat-alat tradisional mereka untuk membajak sawah, memang banyak sekali
pengiritan yang terjadi jika mereka menggunakan traktor selain biaya yang dikeluarkan
lebih murah ketimbang harus memelihara seekor kerbau, petani juga dapat
memperingan tenaga mereka.
Jadi
perubahan kebudayaan tidak selalu mengenai sesuatu yang buruk tetapi sebagian
dari mereka juga memberikan dampak positif bagi orang-orang yang bekerja pada
suatu bidang yang membutuhkan inovasi, efisiensi, dan efektifitas.
3. Berikan contoh contoh nilai yang diperoleh pembaca
lewat sastra baik prosa dan puisi yg dihubungkan dengan kesusastraan dlm prosa
dan puisi!
Angkaro dan Tunturana
Dua ekor kepiting, Angkaro dan Tuturana, bersahabat karib. Mereka tinggal bersama di pinggir laut, di balik bebatuan. Mereka bersembunyi karena takut pada orang-orang yang mencari ikan dan kepiting. Apabila laut pasang, mereka bermain tanpa takut akan ditangkap manusia.
Pada suatu malam, ketika bulan purnama, Angkaro dan Tuturana keluar menikmati keindahan alam.
” Sahabat, bagaimana kalau kita hiasi punggung kita agar kelihatan menarik ?” kata Angkaro.
”Bagus sekali idenya. Kita memang perlu mempercantik diri agar kelihatan menarik. Tapi, bagaimana caranya ? ” tanya Tuturana.
”Begini.”sahut Angkaro, ”Kita lukis punggung kita dengan cat warna-warni yang menarik.”
” Wah, menarik sekali.Bagaimana kalau aku dulu yang dilukis. Boleh atau tidak ? tanya Tuturana.
”Baiklah.”kata Angkaro.
Angkaro mulai mengukir punggung Tuturana. Punggung Tuturana dihiasi dengan bulatan-bulatan dari muka ke belakang, dan dari atas ke bawah. Lukisan itu sangat mempesona.
”Sudah selesai sahabat.”kata Angkaro.
Tuturana bercermin pada di air laut yang jernih.
“Bagus, bukan?”tanya Angkaro.
“Bagus sekali. Terima kasih sahabat.”kata Tuturana,
”Sekarang giliranku.”kata Angkaro.
Tiba-tiba air laut surut. Datanglah pencari ikan membawa obor. Kedua ekor kepiting itu pun terkejut. Berlarilah mereka untuk menghindari bahaya.
”Maaf, sahabat. Orang-orang sudah datang untuk menangkap kita. Tidak ada waktu lagi untuk melukis punggungmu.” kata Tuturana.
”Tidak punggungku harus kamu ukir !” teriak Angkaro.
Melihat obor-obor semakin dekat, Tunturana menggambari punggng Angkaro dengan dengan kuas dan cat tanpa bentuk. Punggung Angkaro sekarang penuh dengan garis tidak karuan karena tergesa-gesa hendak menyelamatkan diri.
Angkaro terpaksa menerima keadaan. Keduanya berkawan dalam bentuk yang amat berbeda: Tuturana cantik dan Angkaro jelek.
Sumber : Aku Cinta Bahasa Indonesia kelas IV , Tiga Serangkai
Nilai-nilai: Dalam prosa ini memaparkan 2 sahabat yang sangat setia, dan mereka tetap saling bersahabat walau berbeda (cantik dan jelek), disini ada 2 hikmah yang dapat diperoleh yang pertama adalah tentang kesetiaan dan sepenanggungan walau pemburu telah mendekat tetapi Tuturana tetap melukis badan Angkaro, dan yang kedua adalah tentang persatuan yaitu memilih teman tidak boleh membeda-bedakan, kita semua sama, kita semua sama-sama ciptaan Tuhan yang sama derajatnya di mata-Nya
Suatu hari, anak gadis itu diajak ibunya turun ke desa untuk berbelanja. Letak pasar desa itu amat jauh sehingga mereka harus menempuh perjalanan yang jauh. Anak gadis itu berjalan melenggang dengan dengan memakai pakaian yang bagus dan bersolek agar dikagumi kecantiknnya. Sementara, ibunya berjalan di belakangnya sambil membawa keranjang dengan memakai pakaian yang dekil. Karena mereka hidup ditempat yang terpencil, maka tak seorang pun tahu bahwa kedua perempuan yang berjalan itu adalah ibu dan anak.
Ketika mulai memasuki desa, orang-orang desa memandangi mereka. Orang – orang terpesona melihat kecantikan anak gadis itu, terutama pemuda desa. Namun, saat melihat orang yang berjalan di belakang anak itu, sungguh kontras keadaannya. Hal ini membuat orang bertanya-tanya.
Diantara orang yag melihat itu, seorang pemuda mendekati dan bertanya kepada gadis itu.
” Hai, gadis cantik. Apakah yang berjalan di belakangmu itu ibumu?”
Namun apa jawaban gadis itu?
“Bukan, “katanya angkuh.” Ia adalah pembantuku.”
Kedua ibu dan anak itu kemudian meneruskan perjalanan. Tak seberapa jauh, mendekat lagi seorang pemudadan bertanya kepada gadis itu.
”Bukan, bukan.”jawab gadis itu dengan mendongakkan kepalanya. ” Ia adalah budakku.”
Begitulah setiap ada seseorang yang menanyakan perihal ibunya, selalu jawabannya begitu. Pada mulanya mendengar jawaban putrinya yang durhaka itu, si ibu masih bisa menahan diri. Namun setelah berulang kali didengarnya jawaban yang sama, akhirnya si ibu yang malang itu tidak dapat menahan diri. Si ibu berdoa :
”Ya Tuhan, hamba tak kuat menahan hinaan ini. Anak kandung hamba tega memperlakukan hamba seperti ini. Ya Tuhan, hukumlah anak hamba! Hukumlah ....”
Atas kuasa Tuhan, perlahan-lahan tubuh gadis durhaka itu berubah menjadi batu. Perubahan itu dimulai dari kaki. Ketika perubahan itu telah mencapai setengah badan, anak gadis itu menangis dan memohon ampun kepada ibunya.
”Oh, Ibu.Ibu Ampuni saya, ampunilah kedurhakaan anakamu selama ini. Ibu...Ibu...Ampuni anakmu.”
Anak gadis itu terus meratap dan menangis memohon kepada ibunya. Akan tetapi semua telah terlambat. Seluruh tubuh gadis itu akhirnya berubah menjadi batu. Sekalipun menjadi batu, namun orang dapat melihat bahwa kedua matanya masih menitikkan air mata., seperti sedang menagis.
Nilai-Nilai: Dalam prosa ini memaparkan sebuah nilai yang sangat mendalam yaitu kita haruslah sayang kepada orang tua kita khususnya ibu yang telah berjuang mati-matian untuk melahirkan kita, kita haruslah bertimbal balik kepadanya walau sekeras apapun kita menyayangi ibu kitatidak akan pernah sebanding dengan kasih sayang ibu kepada kita, janganlah buat ia bersedih karena sesungguhnya air mata ibu adalah sebuah murka dari Tuhan.
Aku
Kalau Sampai Waktuku
Kumau tak seorang pun merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya yang terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bias kubawa berlari
Hingga hilang pedih perih
Dan aku akan lebih tidak perduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi
Cipt: Chairil Anwar
Nilai-nilai: Puisi diatas menggambarlan semangat dan pemberontakan terhadap sesuatu diluar dirinya dan dia ingin hidup bebas tanpa terikat aturan layaknya binatang jalang yang biasa mengekspresikan dirinya seluas mungkin
Senyum
Senyum lah hai teman ku
Karena senyum itu indah
Dengan senyuman mu,
Hati akan sejuk
Lebih indah senyum
Dari pada murung
Murung bagaikan termpurung
Senyum bagaikan ketenangan
Kalau begitu
Untuk apa murung..?
Senyum lah selalu
Untuk semua orang..!!
Senyum akan membuat mu bahagia
Murung akan membuat mu murka
Senyum bagaikan Surga
Murka bagaikan Neraka
Karya :Ribka l tobing
Nilai-nilai: Puisi diatas menggambarkan tentang senyuman, karena senyum itu adalah ketenangan jiwa berbagilah senyuman untuk semua orang, dalam islam pun kita tersenyum kepada orang saja sudah termasuk sebagian dari pahala, seperti sebuah kata mutiara banyak orang berkata mulailah kehidupan dengan senyuman sesungguhnya dunia akan tersenyum kembali kepada anda.
Legenda Batu Menangis
Di sebuah bukit yang jauh dari desa, di daerah Kalimantan, hiduplah seorang janda miskin dan anak perempuannnya. Anak gadis janda itu sangat cantik jelita. Namun sayang, dia memiliki perangai yang buruk. Gadis itu amat malas, tidak pernah membantu ibunya bekerja. Kerjanya hanya bersolek setiap hari.Suatu hari, anak gadis itu diajak ibunya turun ke desa untuk berbelanja. Letak pasar desa itu amat jauh sehingga mereka harus menempuh perjalanan yang jauh. Anak gadis itu berjalan melenggang dengan dengan memakai pakaian yang bagus dan bersolek agar dikagumi kecantiknnya. Sementara, ibunya berjalan di belakangnya sambil membawa keranjang dengan memakai pakaian yang dekil. Karena mereka hidup ditempat yang terpencil, maka tak seorang pun tahu bahwa kedua perempuan yang berjalan itu adalah ibu dan anak.
Ketika mulai memasuki desa, orang-orang desa memandangi mereka. Orang – orang terpesona melihat kecantikan anak gadis itu, terutama pemuda desa. Namun, saat melihat orang yang berjalan di belakang anak itu, sungguh kontras keadaannya. Hal ini membuat orang bertanya-tanya.
Diantara orang yag melihat itu, seorang pemuda mendekati dan bertanya kepada gadis itu.
” Hai, gadis cantik. Apakah yang berjalan di belakangmu itu ibumu?”
Namun apa jawaban gadis itu?
“Bukan, “katanya angkuh.” Ia adalah pembantuku.”
Kedua ibu dan anak itu kemudian meneruskan perjalanan. Tak seberapa jauh, mendekat lagi seorang pemudadan bertanya kepada gadis itu.
”Bukan, bukan.”jawab gadis itu dengan mendongakkan kepalanya. ” Ia adalah budakku.”
Begitulah setiap ada seseorang yang menanyakan perihal ibunya, selalu jawabannya begitu. Pada mulanya mendengar jawaban putrinya yang durhaka itu, si ibu masih bisa menahan diri. Namun setelah berulang kali didengarnya jawaban yang sama, akhirnya si ibu yang malang itu tidak dapat menahan diri. Si ibu berdoa :
”Ya Tuhan, hamba tak kuat menahan hinaan ini. Anak kandung hamba tega memperlakukan hamba seperti ini. Ya Tuhan, hukumlah anak hamba! Hukumlah ....”
Atas kuasa Tuhan, perlahan-lahan tubuh gadis durhaka itu berubah menjadi batu. Perubahan itu dimulai dari kaki. Ketika perubahan itu telah mencapai setengah badan, anak gadis itu menangis dan memohon ampun kepada ibunya.
”Oh, Ibu.Ibu Ampuni saya, ampunilah kedurhakaan anakamu selama ini. Ibu...Ibu...Ampuni anakmu.”
Anak gadis itu terus meratap dan menangis memohon kepada ibunya. Akan tetapi semua telah terlambat. Seluruh tubuh gadis itu akhirnya berubah menjadi batu. Sekalipun menjadi batu, namun orang dapat melihat bahwa kedua matanya masih menitikkan air mata., seperti sedang menagis.
Sumber : Kumpulan Cerita Rakyat Nusantara: Pustaka Agung Harapan
Nilai-Nilai: Dalam prosa ini memaparkan sebuah nilai yang sangat mendalam yaitu kita haruslah sayang kepada orang tua kita khususnya ibu yang telah berjuang mati-matian untuk melahirkan kita, kita haruslah bertimbal balik kepadanya walau sekeras apapun kita menyayangi ibu kitatidak akan pernah sebanding dengan kasih sayang ibu kepada kita, janganlah buat ia bersedih karena sesungguhnya air mata ibu adalah sebuah murka dari Tuhan.
Aku
Kalau Sampai Waktuku
Kumau tak seorang pun merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya yang terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bias kubawa berlari
Hingga hilang pedih perih
Dan aku akan lebih tidak perduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi
Cipt: Chairil Anwar
Nilai-nilai: Puisi diatas menggambarlan semangat dan pemberontakan terhadap sesuatu diluar dirinya dan dia ingin hidup bebas tanpa terikat aturan layaknya binatang jalang yang biasa mengekspresikan dirinya seluas mungkin
Senyum
Senyum lah hai teman ku
Karena senyum itu indah
Dengan senyuman mu,
Hati akan sejuk
Lebih indah senyum
Dari pada murung
Murung bagaikan termpurung
Senyum bagaikan ketenangan
Kalau begitu
Untuk apa murung..?
Senyum lah selalu
Untuk semua orang..!!
Senyum akan membuat mu bahagia
Murung akan membuat mu murka
Senyum bagaikan Surga
Murka bagaikan Neraka
Karya :Ribka l tobing
Nilai-nilai: Puisi diatas menggambarkan tentang senyuman, karena senyum itu adalah ketenangan jiwa berbagilah senyuman untuk semua orang, dalam islam pun kita tersenyum kepada orang saja sudah termasuk sebagian dari pahala, seperti sebuah kata mutiara banyak orang berkata mulailah kehidupan dengan senyuman sesungguhnya dunia akan tersenyum kembali kepada anda.
Langganan:
Postingan (Atom)